I made this widget at MyFlashFetish.com.

Jumaat, 24 April 2009

"Menuntut Ilmu..."

Dua semester sudah pun berlalu pengajian di peringkat tamhidi , masih berbaki satu sem untuk melangkah ke era peringkat kedua di IPT. Biarpun ia pantas berlalu bagaikan semalam baru mendaftar masuk, namun ia meninggalkan satu memori yang begitu “indah” buat diri ini. Saat bergelar pelajar IPT, kemudian mengharungi pula medan ilmu di negeri asing ini, meninggalkan keluarga nun jauh di sana, walau hakikatnya masih ramai lagi yg lebih jauh dariku,menjadikan diri ini lebih alert dengan keadaan sekelilling yang mana banyak perkara yang baru, asing dari diriku terpaksa ku lalui. Jika dahulu, diri ini hanyalah seorang pelajar, juga seorang anak, seorang kakak dan sebgainya, tapi sekarang tanggungjawab itu bertambah seiring dengan masa yang ada.

Kata orang untuk mengejar cita-cita perlu ada pengorbanan, tidak kira dari segi mental, fizikal, wang , masa dan sebagainya. Di situlah yang pahit perlu di harungi supaya nanti kemanisan di kecapi. Bukan mudah untuk berjaya, tapi untuk gagal hanya sekelip mata.Teringat satu madah ini:

Berhentilah sebentar untuk melepas hela,
Dalamilah denai kala orang lama,
nasihat Ibn Al-Wardi kepada tullab ilm :
wahjur al-naum wahassilhu, faman ya’rif almatlub yahqir ma bazal.
“Tinggalkan tidur dan bangunlah mencari ilmu. Sesiapa yang tahu ketinggian dan kebesaran ilmu, ng akan berasa ringan mengorbankan apa yg dimiliki untuknya.

Perlu ada mujahadah dalam segenap hal, begitulah adab orang menuntut ilmu. Kuatnya diri bergantung pada tahap kesabaran.

Diri ini amat rasa bertuah walau asing terpaksa di lalui, ALLAH menganugerahkan sahibah2 yang hebat untuk saling melengkapi. Adik-adik yang kadangkala “nakal” tapi penuh kasih sayang dan mereka berkilauan seperti permata. Bi’ah yang islamik masih lagi jadi “surrounding” menambahkan lagi kecintaan dan mahabbah islamiyyah, cinta pada perjuangan dinniah juga cinta pada ilmu yang menjadi wadah utama selagi masih ada nyawa.

“Tolabul ilm minal mahdi ilallahad.”
“Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahad”

Kagum rasa diri ini pada mereka yang tabah, thabat dengan ketabahan, keimanan meninggalkan tanah air tercinta untuk menjejak ilmu nun jauh di sana. Bakal melalui pengalaman yang menjadikan hidup perlu lebih berdikari, lebih sabar dan lebih pengorbanan, juga meninggalkan keluarga dan tanah air tercinta. Walau apa pun ALLAH sentiasa membantu hambaNYA jika mereka selalu mengingatiNYA dalam apa jua keadaan.
Melalui imtihan adalah suatu yang menggerunkan, tidak kurang juga yang merasa seronok. Imtihan fil ilm ialah medan ujian penilaian terhadap apa yang telah di pelajari selama ini. Pada yang Berjaya mendapat markah atau habuan yang baik “Mabruk” , tapi pada mendapat markah rendah usahlah bersedih diri, bermuram durja yang bersangatan.. Bukan tidak berjaya tapi kejayaan itu lewat tiba seiring dengan usaha yang ada. Teringat pesan Syeikh Haidar Al-Munem :

“markah yang di dapati hasil imtihan bukanlah tujuan utama kita, yang penting kefahaman dalam pembelajaran dan hasil tatbiq dalam kehidupan seharian kita untuk mencapai markah di akhirat, itulah matlamatnya. Jadi usahlah antum semua runsing mengenai hal peperiksaan, Cuma belajarlah dengan ikhlas kerana ALLAH dan ambillah manfaat dari ilmunya.
Itulah matlamat sebenarnya, ilmu sampai pada hati, serta berterusan dalam mengamalnya dan keredhaan ALLAH mengiringi.Wallahua’alam.

Rabu, 22 April 2009

SODIQOTI AHIBBAK.


Sahabatku….

Hati ini kagum denganmu,
Saat kita berkenalan terasa indah bagiku,
Hadirmu umpama nikmat yang agung kurnian ILLAHI,
Denganmu hidup terasa indah demi mencari sinar hakiki,
Bersama harungi suka dan duka,
Adanya dikau jadi pengubat hati.

Tapi sahabatku,
Ketahuilah…
Hidup ini penuh ranjau duri,
Begitu rapuh dan hambar tanpa iman padaNYA,
Syukur pada ILLAHI menautkan hatihati kita dengan Ar-rahmanNYA,
Membiarkan kita berhalaqah cintaNYA,
Memberi kita saling lengkap-melengkapi agar bertambah ketaqwaan padaNYA.
Pada diriku yang serba kekurangan kau ingatkan nilaian iman yang hakikkinya,
Pada dirimu yang serba kekurangan aku ingatkan indahnya hidup ini jika saling redhai meredhai, serta bertemu dan berpisah keranaNYA, masing2 punyai kelebihan dan kekurangan.

Ketahuilah sahabatku,
Perjalanan kita menuju ke tempat abadi memrlukan ketabahan dan ketaqwaan,
Aku dan dikau sama-sama menyebarkan wa’yun islami,
Kita sama-sama ingin memenuhi hati dengan secangkir cintaNYA setiap masa,
Majlis ilmu kita hadiri,
Sebagaimana di riwayatkan..jika ingin lihat taman-taman syurga, lihatlah dalam majlis ilmu,
Kita menyusuri galur hidup bersama,
Mencapai cita-cita nan satu,
Dan satu sahaja hasratku wahai sahabat,
Ingin ke syurga bersama-samamu,
Orang-orang solihin….


Sajak ini di tujukan khas buat sahibah2 tercinta. Bertemu dan berpisah kerana ALLAH yang SATU. Inni uhhibbukum fillah.

Rabu, 15 April 2009

Renungan sejenak


Saat-saat diri di uji di pembaringan, rasa lesu hati dengan hambaran ibadah hari itu.. Gambaran terdekat ini sudah cukup buat diri terasa ampuh memikirkan perihal tersebut..
Terbaring tanpa ada yang berdekat untuk menguatkan. Masing-masing sibuk dengan perihal serta kerja masing-masing.. Setiap orang terkejar untuk mengejar masa yang ada..
Begitulah perihal nya di hari kebangkitan nanti, masing2 tidak mempedulikan antara satu sama lain lagi.. Masing -masing sibuk menyelamatkan diri dengan amalan masing2. Mana yang banyak amalan beruntunglah bagi mereka. Manakala yang kurang amalan, menangislah tiada berlagu.Di gambarkan di akhirat nanti terdapat tiga golongan.. Manakah golongan kita nanti..
Sama-sama renungkan ayat dari surah AL-Waqiah ini.

[56.7] dan kamu menjadi tiga golongan.

[56.8] Yaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu.

[56.9] Dan golongan kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu.

[56.10] Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk surga).

[56.11] Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah).

[56.12] Berada dalam surga kenikmatan.

[56.13] Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu,

[56.14] dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian.

[56.15] Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata,


[56.16] seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan.

[56.17] Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda,

[56.18] dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir,

[56.19] mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk,

[56.20] dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih,

[56.21] dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.

[56.22] Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli,

[56.23] laksana mutiara yang tersimpan baik.

[56.24] Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan.

[56.25] Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa,

[56.26] akan tetapi mereka mendengar ucapan salam.

[56.27] Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu.

[56.28] Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri,

[56.29] dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya),

[56.30] dan naungan yang terbentang luas,

[56.31] dan air yang tercurah,

[56.32] dan buah-buahan yang banyak,

[56.33] yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya,

[56.34] dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk.

[56.35] Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung,

[56.36] dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan,

[56.37] penuh cinta lagi sebaya umurnya,

[56.38] (Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan,

[56.39] (yaitu) segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu,

[56.40] dan segolongan besar pula dari orang yang kemudian.

[56.41] Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu.

[56.42] Dalam (siksaan) angin yang amat panas dan air yang panas yang mendidih,

[56.43] dan dalam naungan asap yang hitam.

[56.44] Tidak sejuk dan tidak menyenangkan.

[56.45] Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewah-mewah.

[56.46] Dan mereka terus-menerus mengerjakan dosa yang besar.

[56.47] Dan mereka selalu mengatakan: "Apakah apabila kami mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan kembali?,

[56.48] apakah bapak-bapak kami yang terdahulu (dibangkitkan pula)?"

[56.49] Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian,

[56.50] benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal.

[56.51] Kemudian sesungguhnya kamu hai orang yang sesat lagi mendustakan,

[56.52] benar-benar akan memakan pohon zaqqum,

[56.53] dan akan memenuhi perutmu dengannya.

[56.54] Sesudah itu kamu akan meminum air yang sangat panas.

[56.55] Maka kamu minum seperti unta yang sangat haus minum.

[56.56] Itulah hidangan untuk mereka pada hari Pembalasan".

[56.57] Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan (hari berbangkit)?

[56.58] Maka terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan.

[56.59] Kamukah yang menciptakannya, atau Kami kah yang menciptakannya?

[56.60] Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-kali, tidak dapat dikalahkan,

[56.61] untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (dalam dunia) dan menciptakan kamu kelak (di akhirat) dalam keadaan yang tidak kamu ketahui.

[56.62] Dan sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan yang pertama, maka mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran (untuk penciptaan yang kedua)?

[56.63] Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam?

[56.64] Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkannya?

[56.65] Kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan dia kering dan hancur; maka jadilah kamu heran tercengang.

[56.66] (Sambil berkata): "Sesungguhnya kami benar-benar menderita kerugian,

[56.67] bahkan kami menjadi orang yang tidak mendapat hasil apa-apa."

[56.68] Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum.

[56.69] Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan?

[56.70] Kalau Kami kehendaki niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?

[56.71] Maka terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dari gosokan-gosokan kayu).

[56.72] Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kami-kah yang menjadikannya?

[56.73] Kami menjadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir.

[56.74] Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Maha Besar.

[56.75] Maka Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang.

[56.76] Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui,

[56.77] sesungguhnya Al Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia,

[56.78] pada kitab yang terpelihara (Lohmahfuz),

[56.79] tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan.

[56.80] Diturunkan dari Tuhan semesta alam.

[56.81] Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al Qur'an ini?,

[56.82] kamu (mengganti) rezeki (yang Allah berikan) dengan mendustakan (Allah).


[56.83] Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan,

[56.84] padahal kamu ketika itu melihat,

[56.85] dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihat,

[56.86] maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)?

[56.87] Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?,

[56.88] adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang yang didekatkan (kepada Allah),

[56.89] maka dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta surga kenikmatan.

[56.90] Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan,

[56.91] maka keselamatan bagimu karena kamu dari golongan kanan.

[56.92] Dan adapun jika dia termasuk golongan orang yang mendustakan lagi sesat,

[56.93] maka dia mendapat hidangan air yang mendidih, [56.94] dan dibakar di dalam neraka.

[56.95] Sesungguhnya (yang disebutkan ini) adalah suatu keyakinan yang benar.

[56.96] Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Maha Besar.

Isnin, 13 April 2009

Tarbiyyah hati

Sugulnya hati jika hilang tarbiyyah dari ALLAH, hambarnya hidup ini tanpa keimanan kepada ALLAH. Sesuatu yang di impikan tidak selalu jadi kenyataan.Tapi apa yang tak di duga sering berlaku.. Boleh jadi ini tarbiyyah agung dari ALLAH s.w.t

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
Surah Al-Baqarah :216

Seiring kemelut duniawi yang sering menarik hati untuk menagung dunia, permujahadahan perlu lebih kuat, lebih gigih.

Duhai hati...
Beriringlah kamu dengan nama TuhanMU,
Agungkanlah Pencipta saat bergetarmu..

Coretan ini lebih berkait kepada kezahiran permasalahan hati, alqalbun yataqallab, hati yang di bolak balikkan. Hati yang sering menangis meminta di lindungi dari anasir2 kefasadan.
Moga ALLAH taufikkan

Khamis, 9 April 2009

Raihana dan rama-rama


Sebuah kepongpong merekah ruang hujungnya. Memberi laluan seekor rama-rama meronta-ronta.

Diperhati oleh Raihana. Berjam-jam kepayahan ingin keluar membebaskan diri.
Begitu lama meronta, tiba-tiba terhenti. Disangka sudah banyak berhasil keluarkan diri. Rupanya amat sedikit sekali.

Raihana bersimpati, apakah gerangan rama-rama tidak terdaya.
Raihana simpati ingin berjasa kepada si rama-rama malang. Digunting luas rekahan kepongpong. Agar rama-rama gembira bebaskan diri.

Raihana belas lagi. Rama-rama lembab tidak berdaya. Diam menyepi.
Raihana terus memerhati. Ingin saksi bila-bila sahaja simpatinya berhasil. Kepak rama-rama mengembang, menerbangkan si rama-rama mencantikkan pagi hari.
Kecewa Raihana. Berjam ditunggu, rama-rama tidak terbang. Rama-rama berlatih terus berlatih di atas dedaun lurus. Kepaknya berkedut masih mengecut. Ia tak upaya menerbangkan diri.



Raihanalah yang malang. Kebaikannya tidak mengena. Dia tidak tahu rekah yang sempit adalah aturan Maha Pencipta. Kesempitan dan kepayahan disengajakan oleh Tuhan. Buat memaksa tubuh rama-rama gagah, kepak segar kering. Akan terbit cecair dari tubuh mengalir ke kepak bagi mengeraskannya. Boleh menerbang dan membebaskannya daripada kepongpong.
Menjadi sunnah Allah manusia perlu kepayahan dan cabaran bagi mencapai kejayaan.
Jika Allah Yang Maha Mengetahui terus membiar manusia tanpa cabaran, Dia merendahkan martabatnya. Tiada jati, tiada daya. Sedang hidup penuh cabaran untuk di sini dan di tempat abadi.

Aku memohon kekuatan. Dan Allah mengatur cabaran sebelum menganugerahku kekuatan.
ku memohon hikmah, Allah membentang padaku masalah untukku hadapi dengan tabah.Aku memohon kesejahteraan, dan Allah beriku akal dan jasad untuk aku berusaha gigih
raihana memohon dianugerah kesabaran, dan Allah beriku halangan demi halangan untukku atasi.
Raihana memohon sifat pengasih terhadapNya, diberiNya aku masalah dari manusia agar aku tolong dan selamatkan
ku memohon pertolongan lalu Dia beriku bantuanNya.

“Kini ku sedar Allah tidak akan beri semua yang aku mahu, tetapi Dia beriku jalan untuk dapat apa yang sepatutnya aku miliki."
Hiduplah tanpa takut berjuang, atasi semua halangan, dan percayalah dengan kerendahan diri terhadapNya kamu pasti berjaya.

Begitulah saudaraku sekalian, ALLAH bukan sahaja ingin menjadikan kita sabar malah, untuk kita sentiasa berfikir apa hikmah di balik setiap kejadian tapi tanpa kita sedari , tidak banyak yang dapat kita menyelami sesuatu kejadian dengan melabelkan sesuatu kejadian yang berlaku ada hikmahnya. ALLAH itu maha pengasih dan penyayang tidak dibiar hambaNYA menanggung kesusahan yang amat berat. Pesanan ini untuk sama-sama kita bermuhasabah diri, terutama diri yang menulis ini, yang pasti mempunyai banyak kelemahan.

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails

Jumaat, 24 April 2009

"Menuntut Ilmu..."

Dua semester sudah pun berlalu pengajian di peringkat tamhidi , masih berbaki satu sem untuk melangkah ke era peringkat kedua di IPT. Biarpun ia pantas berlalu bagaikan semalam baru mendaftar masuk, namun ia meninggalkan satu memori yang begitu “indah” buat diri ini. Saat bergelar pelajar IPT, kemudian mengharungi pula medan ilmu di negeri asing ini, meninggalkan keluarga nun jauh di sana, walau hakikatnya masih ramai lagi yg lebih jauh dariku,menjadikan diri ini lebih alert dengan keadaan sekelilling yang mana banyak perkara yang baru, asing dari diriku terpaksa ku lalui. Jika dahulu, diri ini hanyalah seorang pelajar, juga seorang anak, seorang kakak dan sebgainya, tapi sekarang tanggungjawab itu bertambah seiring dengan masa yang ada.

Kata orang untuk mengejar cita-cita perlu ada pengorbanan, tidak kira dari segi mental, fizikal, wang , masa dan sebagainya. Di situlah yang pahit perlu di harungi supaya nanti kemanisan di kecapi. Bukan mudah untuk berjaya, tapi untuk gagal hanya sekelip mata.Teringat satu madah ini:

Berhentilah sebentar untuk melepas hela,
Dalamilah denai kala orang lama,
nasihat Ibn Al-Wardi kepada tullab ilm :
wahjur al-naum wahassilhu, faman ya’rif almatlub yahqir ma bazal.
“Tinggalkan tidur dan bangunlah mencari ilmu. Sesiapa yang tahu ketinggian dan kebesaran ilmu, ng akan berasa ringan mengorbankan apa yg dimiliki untuknya.

Perlu ada mujahadah dalam segenap hal, begitulah adab orang menuntut ilmu. Kuatnya diri bergantung pada tahap kesabaran.

Diri ini amat rasa bertuah walau asing terpaksa di lalui, ALLAH menganugerahkan sahibah2 yang hebat untuk saling melengkapi. Adik-adik yang kadangkala “nakal” tapi penuh kasih sayang dan mereka berkilauan seperti permata. Bi’ah yang islamik masih lagi jadi “surrounding” menambahkan lagi kecintaan dan mahabbah islamiyyah, cinta pada perjuangan dinniah juga cinta pada ilmu yang menjadi wadah utama selagi masih ada nyawa.

“Tolabul ilm minal mahdi ilallahad.”
“Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahad”

Kagum rasa diri ini pada mereka yang tabah, thabat dengan ketabahan, keimanan meninggalkan tanah air tercinta untuk menjejak ilmu nun jauh di sana. Bakal melalui pengalaman yang menjadikan hidup perlu lebih berdikari, lebih sabar dan lebih pengorbanan, juga meninggalkan keluarga dan tanah air tercinta. Walau apa pun ALLAH sentiasa membantu hambaNYA jika mereka selalu mengingatiNYA dalam apa jua keadaan.
Melalui imtihan adalah suatu yang menggerunkan, tidak kurang juga yang merasa seronok. Imtihan fil ilm ialah medan ujian penilaian terhadap apa yang telah di pelajari selama ini. Pada yang Berjaya mendapat markah atau habuan yang baik “Mabruk” , tapi pada mendapat markah rendah usahlah bersedih diri, bermuram durja yang bersangatan.. Bukan tidak berjaya tapi kejayaan itu lewat tiba seiring dengan usaha yang ada. Teringat pesan Syeikh Haidar Al-Munem :

“markah yang di dapati hasil imtihan bukanlah tujuan utama kita, yang penting kefahaman dalam pembelajaran dan hasil tatbiq dalam kehidupan seharian kita untuk mencapai markah di akhirat, itulah matlamatnya. Jadi usahlah antum semua runsing mengenai hal peperiksaan, Cuma belajarlah dengan ikhlas kerana ALLAH dan ambillah manfaat dari ilmunya.
Itulah matlamat sebenarnya, ilmu sampai pada hati, serta berterusan dalam mengamalnya dan keredhaan ALLAH mengiringi.Wallahua’alam.

Rabu, 22 April 2009

SODIQOTI AHIBBAK.


Sahabatku….

Hati ini kagum denganmu,
Saat kita berkenalan terasa indah bagiku,
Hadirmu umpama nikmat yang agung kurnian ILLAHI,
Denganmu hidup terasa indah demi mencari sinar hakiki,
Bersama harungi suka dan duka,
Adanya dikau jadi pengubat hati.

Tapi sahabatku,
Ketahuilah…
Hidup ini penuh ranjau duri,
Begitu rapuh dan hambar tanpa iman padaNYA,
Syukur pada ILLAHI menautkan hatihati kita dengan Ar-rahmanNYA,
Membiarkan kita berhalaqah cintaNYA,
Memberi kita saling lengkap-melengkapi agar bertambah ketaqwaan padaNYA.
Pada diriku yang serba kekurangan kau ingatkan nilaian iman yang hakikkinya,
Pada dirimu yang serba kekurangan aku ingatkan indahnya hidup ini jika saling redhai meredhai, serta bertemu dan berpisah keranaNYA, masing2 punyai kelebihan dan kekurangan.

Ketahuilah sahabatku,
Perjalanan kita menuju ke tempat abadi memrlukan ketabahan dan ketaqwaan,
Aku dan dikau sama-sama menyebarkan wa’yun islami,
Kita sama-sama ingin memenuhi hati dengan secangkir cintaNYA setiap masa,
Majlis ilmu kita hadiri,
Sebagaimana di riwayatkan..jika ingin lihat taman-taman syurga, lihatlah dalam majlis ilmu,
Kita menyusuri galur hidup bersama,
Mencapai cita-cita nan satu,
Dan satu sahaja hasratku wahai sahabat,
Ingin ke syurga bersama-samamu,
Orang-orang solihin….


Sajak ini di tujukan khas buat sahibah2 tercinta. Bertemu dan berpisah kerana ALLAH yang SATU. Inni uhhibbukum fillah.

Rabu, 15 April 2009

Renungan sejenak


Saat-saat diri di uji di pembaringan, rasa lesu hati dengan hambaran ibadah hari itu.. Gambaran terdekat ini sudah cukup buat diri terasa ampuh memikirkan perihal tersebut..
Terbaring tanpa ada yang berdekat untuk menguatkan. Masing-masing sibuk dengan perihal serta kerja masing-masing.. Setiap orang terkejar untuk mengejar masa yang ada..
Begitulah perihal nya di hari kebangkitan nanti, masing2 tidak mempedulikan antara satu sama lain lagi.. Masing -masing sibuk menyelamatkan diri dengan amalan masing2. Mana yang banyak amalan beruntunglah bagi mereka. Manakala yang kurang amalan, menangislah tiada berlagu.Di gambarkan di akhirat nanti terdapat tiga golongan.. Manakah golongan kita nanti..
Sama-sama renungkan ayat dari surah AL-Waqiah ini.

[56.7] dan kamu menjadi tiga golongan.

[56.8] Yaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu.

[56.9] Dan golongan kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu.

[56.10] Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk surga).

[56.11] Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah).

[56.12] Berada dalam surga kenikmatan.

[56.13] Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu,

[56.14] dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian.

[56.15] Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata,


[56.16] seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan.

[56.17] Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda,

[56.18] dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir,

[56.19] mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk,

[56.20] dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih,

[56.21] dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.

[56.22] Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli,

[56.23] laksana mutiara yang tersimpan baik.

[56.24] Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan.

[56.25] Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa,

[56.26] akan tetapi mereka mendengar ucapan salam.

[56.27] Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu.

[56.28] Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri,

[56.29] dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya),

[56.30] dan naungan yang terbentang luas,

[56.31] dan air yang tercurah,

[56.32] dan buah-buahan yang banyak,

[56.33] yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya,

[56.34] dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk.

[56.35] Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung,

[56.36] dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan,

[56.37] penuh cinta lagi sebaya umurnya,

[56.38] (Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan,

[56.39] (yaitu) segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu,

[56.40] dan segolongan besar pula dari orang yang kemudian.

[56.41] Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu.

[56.42] Dalam (siksaan) angin yang amat panas dan air yang panas yang mendidih,

[56.43] dan dalam naungan asap yang hitam.

[56.44] Tidak sejuk dan tidak menyenangkan.

[56.45] Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewah-mewah.

[56.46] Dan mereka terus-menerus mengerjakan dosa yang besar.

[56.47] Dan mereka selalu mengatakan: "Apakah apabila kami mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami benar-benar akan dibangkitkan kembali?,

[56.48] apakah bapak-bapak kami yang terdahulu (dibangkitkan pula)?"

[56.49] Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian,

[56.50] benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal.

[56.51] Kemudian sesungguhnya kamu hai orang yang sesat lagi mendustakan,

[56.52] benar-benar akan memakan pohon zaqqum,

[56.53] dan akan memenuhi perutmu dengannya.

[56.54] Sesudah itu kamu akan meminum air yang sangat panas.

[56.55] Maka kamu minum seperti unta yang sangat haus minum.

[56.56] Itulah hidangan untuk mereka pada hari Pembalasan".

[56.57] Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan (hari berbangkit)?

[56.58] Maka terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan.

[56.59] Kamukah yang menciptakannya, atau Kami kah yang menciptakannya?

[56.60] Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-kali, tidak dapat dikalahkan,

[56.61] untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (dalam dunia) dan menciptakan kamu kelak (di akhirat) dalam keadaan yang tidak kamu ketahui.

[56.62] Dan sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan yang pertama, maka mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran (untuk penciptaan yang kedua)?

[56.63] Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam?

[56.64] Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkannya?

[56.65] Kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan dia kering dan hancur; maka jadilah kamu heran tercengang.

[56.66] (Sambil berkata): "Sesungguhnya kami benar-benar menderita kerugian,

[56.67] bahkan kami menjadi orang yang tidak mendapat hasil apa-apa."

[56.68] Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum.

[56.69] Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan?

[56.70] Kalau Kami kehendaki niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?

[56.71] Maka terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dari gosokan-gosokan kayu).

[56.72] Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kami-kah yang menjadikannya?

[56.73] Kami menjadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir.

[56.74] Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Maha Besar.

[56.75] Maka Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang.

[56.76] Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui,

[56.77] sesungguhnya Al Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia,

[56.78] pada kitab yang terpelihara (Lohmahfuz),

[56.79] tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan.

[56.80] Diturunkan dari Tuhan semesta alam.

[56.81] Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al Qur'an ini?,

[56.82] kamu (mengganti) rezeki (yang Allah berikan) dengan mendustakan (Allah).


[56.83] Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan,

[56.84] padahal kamu ketika itu melihat,

[56.85] dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihat,

[56.86] maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)?

[56.87] Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?,

[56.88] adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang yang didekatkan (kepada Allah),

[56.89] maka dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta surga kenikmatan.

[56.90] Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan,

[56.91] maka keselamatan bagimu karena kamu dari golongan kanan.

[56.92] Dan adapun jika dia termasuk golongan orang yang mendustakan lagi sesat,

[56.93] maka dia mendapat hidangan air yang mendidih, [56.94] dan dibakar di dalam neraka.

[56.95] Sesungguhnya (yang disebutkan ini) adalah suatu keyakinan yang benar.

[56.96] Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Maha Besar.

Isnin, 13 April 2009

Tarbiyyah hati

Sugulnya hati jika hilang tarbiyyah dari ALLAH, hambarnya hidup ini tanpa keimanan kepada ALLAH. Sesuatu yang di impikan tidak selalu jadi kenyataan.Tapi apa yang tak di duga sering berlaku.. Boleh jadi ini tarbiyyah agung dari ALLAH s.w.t

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
Surah Al-Baqarah :216

Seiring kemelut duniawi yang sering menarik hati untuk menagung dunia, permujahadahan perlu lebih kuat, lebih gigih.

Duhai hati...
Beriringlah kamu dengan nama TuhanMU,
Agungkanlah Pencipta saat bergetarmu..

Coretan ini lebih berkait kepada kezahiran permasalahan hati, alqalbun yataqallab, hati yang di bolak balikkan. Hati yang sering menangis meminta di lindungi dari anasir2 kefasadan.
Moga ALLAH taufikkan

Khamis, 9 April 2009

Raihana dan rama-rama


Sebuah kepongpong merekah ruang hujungnya. Memberi laluan seekor rama-rama meronta-ronta.

Diperhati oleh Raihana. Berjam-jam kepayahan ingin keluar membebaskan diri.
Begitu lama meronta, tiba-tiba terhenti. Disangka sudah banyak berhasil keluarkan diri. Rupanya amat sedikit sekali.

Raihana bersimpati, apakah gerangan rama-rama tidak terdaya.
Raihana simpati ingin berjasa kepada si rama-rama malang. Digunting luas rekahan kepongpong. Agar rama-rama gembira bebaskan diri.

Raihana belas lagi. Rama-rama lembab tidak berdaya. Diam menyepi.
Raihana terus memerhati. Ingin saksi bila-bila sahaja simpatinya berhasil. Kepak rama-rama mengembang, menerbangkan si rama-rama mencantikkan pagi hari.
Kecewa Raihana. Berjam ditunggu, rama-rama tidak terbang. Rama-rama berlatih terus berlatih di atas dedaun lurus. Kepaknya berkedut masih mengecut. Ia tak upaya menerbangkan diri.



Raihanalah yang malang. Kebaikannya tidak mengena. Dia tidak tahu rekah yang sempit adalah aturan Maha Pencipta. Kesempitan dan kepayahan disengajakan oleh Tuhan. Buat memaksa tubuh rama-rama gagah, kepak segar kering. Akan terbit cecair dari tubuh mengalir ke kepak bagi mengeraskannya. Boleh menerbang dan membebaskannya daripada kepongpong.
Menjadi sunnah Allah manusia perlu kepayahan dan cabaran bagi mencapai kejayaan.
Jika Allah Yang Maha Mengetahui terus membiar manusia tanpa cabaran, Dia merendahkan martabatnya. Tiada jati, tiada daya. Sedang hidup penuh cabaran untuk di sini dan di tempat abadi.

Aku memohon kekuatan. Dan Allah mengatur cabaran sebelum menganugerahku kekuatan.
ku memohon hikmah, Allah membentang padaku masalah untukku hadapi dengan tabah.Aku memohon kesejahteraan, dan Allah beriku akal dan jasad untuk aku berusaha gigih
raihana memohon dianugerah kesabaran, dan Allah beriku halangan demi halangan untukku atasi.
Raihana memohon sifat pengasih terhadapNya, diberiNya aku masalah dari manusia agar aku tolong dan selamatkan
ku memohon pertolongan lalu Dia beriku bantuanNya.

“Kini ku sedar Allah tidak akan beri semua yang aku mahu, tetapi Dia beriku jalan untuk dapat apa yang sepatutnya aku miliki."
Hiduplah tanpa takut berjuang, atasi semua halangan, dan percayalah dengan kerendahan diri terhadapNya kamu pasti berjaya.

Begitulah saudaraku sekalian, ALLAH bukan sahaja ingin menjadikan kita sabar malah, untuk kita sentiasa berfikir apa hikmah di balik setiap kejadian tapi tanpa kita sedari , tidak banyak yang dapat kita menyelami sesuatu kejadian dengan melabelkan sesuatu kejadian yang berlaku ada hikmahnya. ALLAH itu maha pengasih dan penyayang tidak dibiar hambaNYA menanggung kesusahan yang amat berat. Pesanan ini untuk sama-sama kita bermuhasabah diri, terutama diri yang menulis ini, yang pasti mempunyai banyak kelemahan.